1. Pelajaran apa yag dapat dipetik dari
sistem Manajemen Coca Cola didunia pendidikan ?
Jawab
:
Coca-Cola Boottling Indonesia
merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan di Indonesia.
Perusahaan ini memproduksi dan medistribusikan produk produk berlisensi dari
Coca-Cola Company. Coca-Cola Boottling Indonesia merupakan nama dagang yang
terdiri perusahaan perusahaan patungan antara perusahaan lokal yang dimiliki
oleh pengusaha pengusaha independen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang
merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar produk produk Coca-Cola
di dunia. Perusahaan ini menerapkan visi dan misi dan selalu megembangkan terus menerus dengan
mengadakan analisis SWOT,
mereka menciptakan proses yang ketat mulai dari pemilihan bahan baku berkualitas tinggi, proses pengolahandan samapi produk siap dipasarkan yang akhirnya menghasilkan mutu yang merata di seluruh dunia. Mereka juga menganalisis kepuasan pelanggan atau konsumennya. Untuk dapat tetap mempertahankan persaingan pada industri minuman ringan, Coca-Cola menerapkan strategi pemasaran yang cukup agresif, unik dan kreatif.
mereka menciptakan proses yang ketat mulai dari pemilihan bahan baku berkualitas tinggi, proses pengolahandan samapi produk siap dipasarkan yang akhirnya menghasilkan mutu yang merata di seluruh dunia. Mereka juga menganalisis kepuasan pelanggan atau konsumennya. Untuk dapat tetap mempertahankan persaingan pada industri minuman ringan, Coca-Cola menerapkan strategi pemasaran yang cukup agresif, unik dan kreatif.
Manajemen Coca-Cola dapat kita
adopsi dan kita implementasikan dalam dunia pendidikan, dimana lembaga
pendidikan (sekolah) harus merumuskan VISI dan MISI, mengadakan analisis SWOT (Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Ancaman), menyususn Rencana Strategis (RESTRA) yang
dijabarkan menjadi Perencanaan Operasional (RENOP) kemudian dijabarkan dalam
bentuk program kerja, Pengimplementasian Strategi
dalam program program untuk mencapai sasarannya masing
masing dilakukan melalui fungsi fungsi manajemen yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol.
Lembaga
pendidikan juga harus menjaga mutu dan menganalisis kepuasan pelanggan dengan
menerapkan manajemen mutu, dengan karakteristik
1.
Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun
eksternal
2.
Memiliki opsesi yang tinggi terhadap kualitas
3.
Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah.
4.
Memiliki komitmen jangka panjang.
5.
Membutuhkan kerjasama tim
6.
Memperbaiki proses secara kesinambungan
7.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
8.
Memberikan kebebasan yang terkendali
9.
Memiliki kesatuan yang terkendali
10. Adanya
keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
Untuk
membangun Organisasi yang kompetitif lembaga pendidikan harus menerapkan :
1. Management Of Strategic Human Resources
2. Management Of Firm Infrastructure
3. Management Of Employee
Contribution
4. Management Of Transformation And Change
2. Mengapa kita perlu mempelajari Konsep Manajemen
Strategis dalam Sistem pendidikan ?
Jawab:
Manajemen strategik
adalah perencanaan berskala besar (disebut Perencanaan Strategik) yang
berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut VISI), dan ditetapkan
sebagai keputusan manajemen
puncak
(keputusan yang bersifat mendasar
dan prinsipil), agar memungkinkan
organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam
usaha menghasilkan sesuatu (Perencanaan Operasional) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi
pencapaian tujuan (disebut Tujuan
Strategik) dan
berbagai sasaran (Tujuan
Operasional) organisasi.” Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa Manajemen Strategik merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki
berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak ke arah yang sama pula.
Komponen pertama adalah Perencanaan Strategik dengan unsur – unsurnya yang terdiri
dari Visi, Misi, Tujuan Strategik
organisasi. Sedang
komponen kedua adalah Perencanaan Operasional dengan
unsur – unsurnya
adalah
Sasaran atau Tujuan Operasional,
Pelaksanaan Fungsi – fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan
fungsi penganggaran, kebijaksanaan situasional,
jaringan kerja Internal dan eksternal,
fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik
Kita
mempelajari konsep Manajemen strategik dalam sistem pendidikan, karena, dengan menerapkan
Manajemen Strategik, maka organisasi pendidikan (sekolah) akan memiliki keunggulan, antara lain : profitabilitas,
produktifitasi tinggi, memiliki posisi kompetitif,
keunggulan teknologi, keunggulan Sumber Daya Manusia, Iklim kerja yang kondusif, etika dan tanggung jawab
sosial yang berkembang.
Selain keunggulan
tersebut, manfaat yang diperoleh dari implementasi manajemen strategik adalah :
- organisasi menjadi dinamis,
- fungsi kontrol berjalan dengan efektif dan
efisien
- meniadakan perbedaan dan pertentangan
pendapat dalam mewujudkan keunggulan
- memudahkan dalam menyepakati perubahan atau
pengembangan strategi yang akan dilaksanakan
- mendorong perilaku proaktif bagi semua pihak
untuk ikut serta mewujudkan keunggulan
- meningkatkan perasaan ikut memiliki,
berpartisipasi aktif dan tanggung jawab bagi semua komponen organisasi.
3. a.
Terdiri dari apa saja lingkungan jauh itu ?
b. Persoalan apa saja yang melingkupi
institusi pendidikan yang
berdimensi global itu ?
Jawab:
a. Salah satu Lingkungan eksternal
yang akan menghasilkan peluang dan ancaman perusahaan/Organisasi, terdiri dari
faktor faktor yang bersumber dari luar, biasanya tidak berkaitan dengan operasi
perusahaan/organisasi tertentu, yaitu :
·
Faktor ekonomi: Nasionalisme yang
kental dari negara-negara berkembang, yang di diami oleh hampir tiga perempat
penduduk dunia, barangkali menyajikan tantangan terbesar bagi masyarakat
industri dan korporasi serta dunia pendidikan multinasional selama dua dekade
mendatang. Seperti dikatakan seorang pakar Dunia Ketiga, “Hubungan yang sangat
tidak berimbang antara negara kaya dan miskin dengan cepat menjadi isu sentral
saat ini.” Semua kekuatan internasional ini dapat mempengaruhi, baik secara
positif maupun negatif kesejahteraan masyarakat luas.
·
Faktor Sosial: Sangat mempengaruhi
suatu institusi pendidikan, terutama soal tingkat kepercayaan, nilai, sikap,
opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan ekstern institusi pendidikan,
yang berkembang dan pengaruh cultural, ekologi, demografi, agama,
pendidikan, dan etnik. Jika sikap social berubah, berubah pulalah
permintaan akan berbagai kebutuhan dan pandangan orang. Salah satu
perubahan sosial paling menonjol di
tahun-tahun terakhir ini adalah, peningkatan yang sangat signifikan partisipasi
pendidikan kaum perempuan di semua lini pendidikan, serta masuknya mereka ke
dalam pasar tenaga kerja
·
Faktor Politik: Arah dan stabilitas
faktor-faktor politik serta kebijakan pemerintah merupakan pertimbangan penting
bagi para pengelola institusi pendidikan dalam merumuskan strategi
kebijakannya. Faktor-faktor politik menentukan parameter legal dan
regulasi yang membatasi operasi perusahaan/lembaga pendidikan.
·
Faktor Teknologi: Perubahan
teknologi yang sangat cepat harus sesegera mungkin di antisipasi agar dunia
pendidikan terhindarkan dari keusangan, dan mendorong inovasi ke arah yang
lebih baik. Terobosan teknologi dapat mempunyai dampak segera dan dramatik atas
lingkungan dunia dan institusi pendidikan
·
Faktor Ekologi: yaitu faktor yang
berhubungan timbal balik antara manusia dengan makhluk hidup lainnya, dengan
udara, tanah, dan air yang mendukung kehidupan manusia. Polusi ekologi dapat
berupa polusi udara, polusi tanah akibat limbah buangan, dan polusi air akibat
hujan asam dan hujan yang tercemar sulfur dioksida.
Analisis
lingkungan jauh digunanakan perusahaan untuk mampu menjawab baik dengan
menyerang maupun bertahan terhadap faktor-faktor lingkungan jauh tersebut
dengan merumuskan strategi yang memanfaatkan peluang atau meminimalkan ancaman.
Perubahan dalam lingkungan jauh dapat mempengaruhi perubahan dalam permintaan
konsumen untuk produk industri serta jasa konsumen. Mengenali dan mengevaluasi
peluang dan ancaman lingkungan jauh membuat organisasi mampu mengembangkan vis
dan misi yang jelas serta mampu merancang strategi untuk mencapai sasaran
jangka panjang dan mengembangkan kebijakan untuk mencapai sasaran tahunan
b. Persoalan apa saja yang melingkupi
institusi pendidikan yang berdimensi global itu ?
Jawab
Pertama,
tantangan untuk meningkatkan nilai tambah, yaitu bagaimana meningkatkan
produktivitas kerja nasional serta pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai
upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan (continuing
development ).
Kedua, tantangan
untuk melakukan riset secara komprehensif terhadap terjadinya era reformasi dan
transformasi struktur masyarakat, dari masyarakat tradisional-agraris ke
masyarakat modern-industrial dan informasi-komunikasi, serta bagaimana
implikasinya bagi peningkatan dan pengembangan kualitas kehidupan SDM.
Ketiga,
tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat, yaitu meningkatkan daya
saing bangsa dalam menghasilkan karya-karya kreatif yang berkualitas sebagai
hasil pemikiran, penemuan dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Keempat,
tantangan terhadap munculnya invasi dan kolonialisme baru di bidang Iptek, yang
menggantikan invasi dan kolonialisme di bidang politik dan ekonomi.
Semua
tantangan tersebut menuntut adanya SDM yang berkualitas dan berdaya saing di
bidang-bidang tersebut secara komprehensif dan komparatif yang berwawasan
keunggulan, keahlian profesional, berpandangan jauh ke depan (visioner), rasa
percaya diri dan harga diri yang tinggi serta memiliki keterampilan yang
memadai sesuai kebutuhan dan daya tawar pasar.
4. Pertanyaan : Dalam kebijakan manajemen strategis, secara kedinasan
diperlukan
adanya pergantian atau mutasi Kepala Sekolah . Bagaimana pola
pemahaman pergantian dan mutasi Kapala
Sekolah itu/ analisalah
dengan
pendekatan dalam perspektif
fenomenologi, khususnya berkait
dengan
because motive dan in order motive ?
Jawab :
Mutasi
bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan hal yang biasa dalam kehidupan
kepegawaian, sebab hal tersebut telah dinyatakan dalam sumpah jabatan atau
dalam pelantikan. Mutasi atau pergantian atau rotasi pejabat kepala sekolah dalam
manajemen strategis adalah wajar, dan seharusnya tidak ditanggapi secara
berlebihan karena pergantian ini diharapkan agar terjadi profesionalisme dan
rasa keadilan serta menjamin kualitas pendidikan maka diperlukan berbagai cara
termasuk pergantian Kepala sekolah agar ada penyegaran dalam iklim kerja di
sekolah tersebut.
Pergantian Kepala Sekolah secara because motive adalah
pergantian Kepala Sekolah yang dikarenakan oleh sejumlah factor misalnya,
kinerja kepala sekolah yang kurang optimal, factor usia, kegagalan Kepala
Sekolah dalam mengelola sekolahnya dan selalu bermasalah, misal melanggar kode
etik, korupsi dan sebagainya. Mutasi didasarkan pada beberapa alasan yaitu
kemampuan kerja, rasa tanggung jawab, dan kesenangan. Diharapkan dengan mutasi
pegawai melaksanakan pekerjaan dengan efektif, efisien, dan dapat meningkatkan
kinerjanya. Meskipun demikian harus diperhatikan, pegawai dapat salah persepsi
yang berasumsi bahwa mutasi sebagai hukuman. Hal tersebut dapat berakibat
menurunnya efektifitas, efisiensi, dan kinerja pegawai.
Sedangkan pergantian Kepala Sekolah
secara in order motive adalah pergantian atau mutasi Kepala Sekolah
karena yang bersangkutan mempunyai prestasi, dengan demikian diharapkan Kepala
Sekolah yang bersangkutan dapat meningkatkan prestasi yang telah diraih untuk
diterapkan disekolah lain atau dipromosikan ke sekolah yang lebih besar. Promosi
merupakan perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang memiliki status
dan tanggung jawab lebih tinggi. Promosi dilakukan bertitik tolak pada
kepentingan organisasi. Seorang Kepala sekolah/guru dapat dipromosikan harus
memperhatikan berbagai faktor yaitu pengalaman, tingkat pendidikan, loyalitas,
kejujuran, tanggung jawab, kecakapan berkomunikasi, prestasi kerja, dan tingkat
kreatifitas. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilaksanakannnya evaluasi
sehingga dapat diketahui siapa yang dapat dipromosikan. Pelaksanaan evaluasi
menggunakan pedoman dan dilaksanakan secara sistematis, komprehensif, dan
objektif. Syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dipromosikan juga harus jelas,
sekolah dan dinas memberi kesempatan yang sama dan menunjang kegiatan untuk
memenuhi persyaratan tersebut. Calon yang akan dipromosikan juga dipersiapkan
dengan teliti, kemampuan, bakat, dan minat merupakan prioritas yang penting
untuk diperhatikan.
5. Pertanyaan
: Buatlah Setting Penelitian
,Sebagaimana contoh Setting Penelitian
di buku “Pergulatan Pedagang Kaki Lima di Perkotaan”, pendekatan kuantitatif, dalam
versi di sekolah atau di sebuah institusi Pendidikan,dimana anda bekerja.
Jawab
:
MTs Miftahut Thullab Cengkalsewu Sukolilo Pati
Sebagai Setting Penelitian
A. Sejarah singkat
Berdirinya MTs Miftahut Thullab
dilatarbelakangi atas keprihatinan para Kyai, Ulama dan tokoh masyarakat
cengkalsewu bahwa, pada waktu itu banyak anak anak yang lulus dari MI dan SD
tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Atas saran
doa restu dari Asy Syaekh K.H. Abdullah Salam Al Hafidz kajen, Asy Syaekh K.H.
Muzakkin Husen Gesing, Asy Syaekh K.H. Badruddin Pondowan, maka pada hari ahad
5 sa’ban 1403 H tepatnya tanggal 18 mei 1983 diadakan pertemuan dirumahnya
bapak Kades (bapak Thohari, K. Masrukan, K.H. Su’udi) yang menghasilkan
kesepakatan untuk menindaklanjuti langkah langkah selanjutnya.
Pada tanggal rabu 7 sa’ban 1403 (20 mei
1983) bertempat tinggal dirumah bapak kepala desa cengkalsewu (Thohari)
diadakan pertemuaan yang dihadliri oleh para Kyai sepuh, Tokoh Masyarakat,
Pemuda di tiga desa ( Cengkalsewu, Kasiyan, dan Puri Kedumulyo) untuk
membicarakan gagasan pendidirian lembaga pendidikan lanjutan tinggat pertama
yang bercirikan Agama Islam. Ternyata gagasan ini mendapat dukungan dari
masyarakat setempat, para ulama’, penilik agama Islam, pemerintah daerah dan
Departemen Agama. Atas saran dan masukan
dari Asy Syeakh Simbah K.H. Arwani
Amin diberi barokah nama MTs “ Miftahut Thullab”
Tanggal 28 Sa’ban 1403/ 10 juni 1983
dirumah bapak kades (thohari) diadakan rapat lanjutan untuk melengkapi
perangkat kemadrasahan menghasilkan :
Kepala madrasah : K.H. Ahmad Suudi
Waka : Asmuin
KTU : K. Masrukan
Bendahara : H. Abd Jalil
Pada Awal perjalanan tahun pelajaran 1983/1984
jumlah murid 36 anak terdiri dari laki laki 26 dan perempuan 10 anak dengan
jumlah dewan guru 11 guru proses belajar mengajar dan pada waktu itu menumpang
di MI I’anatulTholibin Cengkalsewu Sukolilo Pati.
Dalam
perkembangan dari tahun ke tahun MTs Miftahut Thullab menunjukkan perkembangan
yang menggembirakan baik dari segi kuantitas maupun kualitas sarana prasarana
begitu juga peserta didik, hal ini atas kerja keras para pengelola lembaga
dengan didorong sepenuhnya oleh lapisan masyarakat.
B. Profil Madrasah
1. Nama
Sekolah MTs
Miftahut Thullab Sukolilo Pati
2. N S S /
NPSN 212031811003 /
20317183
3. Lembaga
Penyelenggara Yayasan Pendidikan
Islam Darmoyoso (YAPIDA)
3. Alamat Jl. Raya
Porwodadi – Pati Km.20 Cengkalsewu
4. Kecamatan Sukolilo
5. Kabupaten PATI
6. Propinsi Jawa Tengah
7. Telepon /
Fax -
8. Status
Sekolah/Mad Swasta
(terakriditasi)
9. Kepala
Sekolah :
Nama Drs. H
Zunaedi
NIP -
|
V I S I
TERWUJUDNYA MADRASAH YANG UNGGUL DALAM PRESTASI, BERTAQWA MENUJU
MANUSIA BERMARTABAT
Indikator keberhasilan pencapaian Visi :
1.
Meningkatnya peringkat Madrasah dalam perolehan rata
rata nilai Ujian Nasional
2.
Meningkatnya nilai akademik
3.
Meningkatnya prestasi non akademik
4.
Meningkatnya minat baca
5.
Unggul dalam lomba keilmuan, olah raga dan seni
6.
Meningkatnya apresiasi seni dan budaya
7.
Meningkatnya kondisi Madrasah yang tertib
8.
Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan
madrasah
9.
Meningkatnya kepedulian sosial warga Madrasah
10.
Meningkatnya ketaatan dalam melaksanakan ajaran Agama
11.
Meningkatnya aktivitas keagamaan
12.
Meningkatnya toleransi antar umat beragama
13.
Meningkatnya budi pekerti yang luhur
14.
Terciptanya kondisi jasmani dan rohani yang sehat
MISI
1.
Mewujudkan lulusan peserta didik yang berkualitas
2.
Mewujudkan pendidikan dan pengajaran dalam proses
belajar mengajar yang tertib, efektif dan efisien sehingga tercapai hasil yang
optimal
3.
Menumbuhkan penghayatan dan mengamalkan ajaran Agama
sebagai sumber kearifan dalam berfikir dan bertindak
T U J U A N
1.
Mewujudkan lulusan yang berkualitas bidang akademik dan
non akademik
2.
Mewujudkan
kualitas SDM warga madrasah/sekolah
3.
Mewujudkan
Sarana dan Prasarana Pendidikan yang presentatif
4.
Mewujudkan pengelolaan pendidikan dengan menerapkan
manajemen partisipatif
5.
Menghasilkan lulusan yang mampu memahami dan
mengamalkan nilai-nilai agamanya.
6.
Menanamkan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari
7.
Mewujudkan lulusan yang mampu mengapresiasikan budaya
bangsa
8.
Mewujudkan berperilaku sopan santun dalam kehidupan
bermasyarakat
9.
Mewujudkan iklim kerja sekolah yang hormanis
Proses Penerimaan Siswa Baru
1. Proses
PSB di MTs Miftahut Thullab Cengkalsewu Sukolilo Pati masih dilaksanakan secara
tradisional yakni hanya memberikan edaran atau brosur berupa informasi seputar
penerimaan siswa baru ke SD/MI di sekitar madrasah.
2. Kondisi
ekonomi wali murid menengah ke bawah, karena mayoritas berprofesi sebagai buruh
tani dan buruh pabrik.
3. Jarak dengan MTs Miftahut Thullab
Cengkalsewu Sukolilo Pati dan MTs
Walisongo Kayen, SMP Negeri Kayen terlalu dekat sehingga berpengaruh terhadap
perkembangan madrasah dalam arti penerimaan siswa.
4. Kenyataan yang terjadi dilapangan bahwa MTs
Miftahut Thullab Cengkalsewu Sukolilo Pati hanya sebagai madrasah alternatif
karena sebagian besar orang tua lulusan SD/MI lebih memilih menyekolahkan
anaknya ke SMP Negeri.
Proses Pembelajaran
Pada umumnya proses
pembelajaran telah berjalan dengan baik, namun demikian ada beberapa hal yang
perlu mendapat perhatian dan peningkatan yaitu :
1.
Silabus untuk setiap mata pelajaran belum tersedia
secara lengkap di semua kelas.
2. Rencana pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran belum tersedia secara lengkap di semua kelas.
3. Dalam rencana pembelajaran masih ada yang
belum memuat: tujuan pembelajaran secara tepat, strategi pembelajaran yang
bervariasi, media pembelajaran yang tepat dan bervariasi.
4. Dalam pelaksanaan pembelajaran, sebagian
besar guru belum melaksanakannya sesuai dengan silabus yang telah disusun untuk
setiap pelajaran, strategi dan metode pembelajaran belum variasi, interaktif,
dan menyenangkan.
5. Keterbatasan alat peraga yang dimiliki
mengakibatkan pelaksanaan pembelajaran tidak optimal.
Manajemen Sekolah
1. Pengelolaan keuangan bersifat
sentralistik, berpusat pada yayasan.
2. Ruangan administrasi masih dipergunakan
antara 2 lembaga yaitu MTs Miftahut Thullab dan MA Miftahut
Thullab Cengkalsewu Sukolilo Pati
3. Tenaga administrasi masih kurang jika
diprosentasekan dengan jumlah siswa.
Peran Serta Masyarakat
1. Madrasah belum melibatkan orang tua
peserta didik dalam menyusun, melaksnakan, dan mengevaluasi program madrasah.
2. Pekerjaan orang tua peserta didik
mayoritas petani dan pegawai swasta dengan penghasilan kurang
3. Komite madrasah belum bekerja secara
maksimal baik sebagai pemberi pertimbangan, pendukung, pengontrol dan
penghubung dengan pemangku kepentingan karena semua tugas tersebut selama ini
dicover oleh Yayasan.
4. Masyarakat belum memberikan dukungan pada
program pengembangan madrasah baik berupa bantuan insindental dan bantuan
terprogram.
C Analisis Lingkungan Strategis
Mengenali dan mengevaluasi peluang
dan ancaman membuat organisasi mampu mengembangkan visi dan misi yang jelas
serta mampu merancang strategi untuk mencapai sasaran jangka panjang dan
mengembangkan kebijakan untuk mencapai sasaran tahunan
Perkambangan jaman yang semakin maju
pada era yang telah mengglobal ini menuntut dunia pendidikan mampu menghasilkan
sumberdaya manusia yang berkualitas sekaligus mampu bersaing dengan dunia
internasional.
Dalam
rangka menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas banyak faktor yang
mempengaruhi antara lain keterbatasan sumberdaya manusia yang masih rendah, sistem
pendidikan yang selalu berubah termasuk kualitas pendidik masih banyak yang
belum memenuhi kompetensinya.
Berdasarkan analisis diatas perlu
kiranya kualitas sumberdaya manusia ditingkatkan agar dapat bersaing dalam
menghadapi persaingan di era global dalam dunia pendidikan secara optimal.
D.
Analisis Kondisi Pendidikan Saat ini
Pemerintah, sebagai
pemegang kebijakan pendidikan seharusnya memberikan sumbangan yang besar dalam mensukseskan
program pendidikan. Sebab di antara kelemahan-kelemahan sistem pendidikan di
Indonesia adalah karena lemahnya politcal will pemerintah dalam menangani
permasalahan pendidikan ini.
Menurut Arief Rahman (2002), setidaknya ada sembilan titik lemah dalam aplikasi sistem pendidikan di Indonesia:
Menurut Arief Rahman (2002), setidaknya ada sembilan titik lemah dalam aplikasi sistem pendidikan di Indonesia:
1. Titik
berat pendidikan pada aspek kognitif
2. Pola
evaluasi yang meninggalkan pola pikir kreatif, imajinatif, dan inovatif
3. Sistem
pendidikan yang bergeser (tereduksi) ke pengajaran
4. Kurangnya
pembinaan minat belajar pada siswa
5. Kultur
mengejar gelar (title) atau budaya mengejar kertas (ijazah).
6. Praktik
dan teori kurang berimbang
7. Tidak melibatkan semua stake
holder, masyarakat, institusi pendidikan, dan pemerintah
8.
Profesi guru/ustadz sekedar profesi ilmiah, bukan kemanusiaan
9. Problem
nasional yang multidimensional dan lemahnya political will pemerintah.
Dalam dunia pendidikan saat ini
masih menghadapi masalah utama yaitu remdahnya mutu pendidikan. Hal ini
disebabkan berbagai macam sebab antara lain rendahnya kualitas guru, rendahnya
daya dukung masyarakat dalam berpartisipasi terhadap pendidikan, belum
tercukupinya sarana dan prasarana sekolah ,masih banyaknya kebijakan pendidikan
yang berubah-ubah, manajemen sekolah yang belum baik ,termasuk pula cara
mengajar guru yang masih teacher centered, dan masih banyak permasalahan yang
lain
E.
Analisis Kondisi Pendidikan masa datang
Mengenai
masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim.
Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit.
Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang
mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk
itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat
dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional,
propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Penyelesaian
masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi
harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita
tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja,
jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih
rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih
menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di
daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai.
Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak
Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib
belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan
kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah
pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.
Berdasarkan
amanat Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menyebutkan ”Pemerintah dan / atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan
sekurang-kurangnya satu satuan Pendidikan pada semua jenjang Pendidikan untuk
dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional .
Hal
ini merupakan amanah Pemerintah yang harus dilaksanakan agar pendidikan di
Indonesia tidak ketinggalan dengan
negara maju lainnya. Era global telah memunculkan persaingan yang sangat ketat
antar bangsa. Bangsa yang memiliki kemampuan bersaing akan memperoleh
keuntungan dan sebaliknya bangsa yang tidak memiliki kemampuan bersaing akan
mempeloleh kerugian.
Untuk
itu Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mewujudkan sumberdaya manusia yang
mampu bersaing di era global yang memiliki kecerdasan spiritual, emosional,
sosial, intektual, dan memiliki kompetensi yang bertaraf internasional/global
serta lainnya, sehingga menjadi manusia yang seutuhnya dan memiliki atau
memenuhi standar kompetensi lulusan sesuai dengan jenjang pendidikanya dan
bertaraf internasional.
Untuk
melacak akar kelemahan SDM Indonesia ini bisa dilihat melalui wahana
pendidikan. Dari sini secara logis dimunculkan pemikiran, untuk dapat bersaing
dengan bangsa lain dalam memperebutkan lapangan kerja, maka yang harus dibenahi
terlebih dahulu adalah sector pendidikan.
Pendidikan
harus benar-benar diberdayakan oleh kita semua, sehingga nantinya,
pendidikanlah yang akan mampu memberdayakan masyarakat secara luas. Masyarakat
yang terberdayakan oleh sistem pendidikan memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif dalam konteks persaingan global.
Konsekuensinya,
pendidikan harus dikonseptualisasikan sebagai suatu usaha dan proses
pemberdayaan, yang benar-benar harus disadari secara kolektif, baik oleh
individu, keluarga, masyarakat, lebih-lebih oleh pemerintah sebagai investasi
masa depan bangsa.
Dengan
demikian, pendidikan memegang peranan penting dan strategis dalam menghasilkan
SDM yang akan membangun bangsa ini. Sikap ini tidak berarti mengecilkan peran
sektor lain dalam pembangunan bangsa. Adanya sikap bahwa masa depan akan selalu
penting dan strategis ini didasari oleh pertimbangan empirik bahwa selama ini
dan juga untuk waktu yang akan datang, keberadaan sumberdaya manusia yang
bermutu dalam arti seluas-luasnya akan semakin dibutuhkan bagi pembangunan
bangsa.
YAP, BOLEH AKU KOPI BENTAR SEKADAR UNTUK REFERENSI,,,, BOLEH KAN
BalasHapusizin copy ya
BalasHapusass...salam sejahtera.
BalasHapusminta izin gan u/copy tulisannya...sehubungan dengan tugas yg sama dgn pertanyaan mengenai study kasus coca cola...semoga berkah. amien.
AS.WR. WB .gan aku boleh mengcopy ini kan soalnya aku ada tugas dari PT ACC.. SALAM DARI ANAK ISLAM SMK TRI MULIA JAKARTA SELATAN(PESANGGRAHAN). WASSALAM MUALAIKUM WAROH MATULOHHI WABAA
HapusROKATU..