A.
PENDAHULUAN
Filsafat adalah pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan
yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang
sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Pendidikan adalah
upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik,
potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang
digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Filsafat pendidikan
merupakan terapan dari filsafat umum, maka salama membahas filsafat pendidikan
akan berangkat dari filsafat. Dalam arti, filsafat pendidikan pada dasarnya
menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat,
yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai. Dalam
filsafat terdapat berbagai mazhab, aliran-aliran, seperti materialisme,
idealisme, realisme, pragmatisme, dan lain-lain. Karena filsafat pendidikan
merupakan terapan dari filsafat, sedangkan filsafat beraneka ragam alirannya,
maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai aliran. Pelompokkan
filsafat pendidikan digolongkan dua kelompok besar, yaitu filsafat pendidikan “progresif” dan filsafat pendidikan “ Konservatif”. Yang pertama didukung oleh
filsafat pragmatisme dari John Dewey, dan romantik naturalisme dari Roousseau. Yang
kedua didasari oleh filsafat idealisme, realisme humanisme (humanisme
rasional), dan supernaturalisme atau realisme religius. Filsafat-filsafat
tersebut melahirkan filsafat pendidikan esensialisme, perenialisme, dan
sebagainya.
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana
mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan
menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang
didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan
menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi
antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan.
B. PEMBAHASAN
Esensialisme adalah
pendidikan yang di dasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak
awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman
Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme.
Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan
yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan
tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang bahwa
pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan
lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata
yang jelas.
Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak
esensialisme. Dua aliran ini bertemu sebagai pendukung esensialisme, akan
tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak melepaskan sifatnya yang utama pada
dirinya masing-masing.
Dengan demikian Renaissance adalah pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep pikir yang disebut esensialisme, karena itu timbul pada zaman itu, esensialisme adalah konsep meletakkan sebagian ciri alam pikir modern. Esensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis abad pertengahan. Maka, disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan zaman. Beberapa tokoh dalam aliran ini: william C. Bagley (1874-1946), George Wilhelm Friedrich Hegel (1770 – 1831), Thomas Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell.
Dengan demikian Renaissance adalah pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep pikir yang disebut esensialisme, karena itu timbul pada zaman itu, esensialisme adalah konsep meletakkan sebagian ciri alam pikir modern. Esensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis abad pertengahan. Maka, disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan zaman. Beberapa tokoh dalam aliran ini: william C. Bagley (1874-1946), George Wilhelm Friedrich Hegel (1770 – 1831), Thomas Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell.
Pandangan Ontologi Essentialisme
1. Sintesa ide
idealisme dan realisme tentang hakikat realita berarti essensialisme mengakui
adanya realita obyektif di samping pre-determinasi, supernatural dan
transcendal.
2. Aliran ini
dipengaruhi penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern baik Fisika maupun
Biologi. Karena itu realita menurut analisa ilmiah dapat dihayati dan diterima
oleh Essensialisme. Jadi, Semesta ini merupakan satu kesatuan yang mekanis,
menurut hukum alam obyektif (Kausalitas). Manusia adalah bagian alam semesta
dan terlihat, tunduk pada hukum alam.
3. Penapsiran
Spiritual atas sejarah. Teori filsafat Heggel yang mensitesakan science dengan
religi dalam kosmologi, berarti sebagai interpretasi sepiritual atas sejarah
perkembangan realita semesta. Hukum apakah yang mengatur tiap fase perubahan
dan tiap peristiwa sejarah, perubahan-perubahan social, dijawab problem itu
secara prinsip: “Bahwa sejarah itu adalah pikiran Tuhan – pikiran yang di
ekspresikan, dinamika abadi yang merubah dunia, yang mana ia secara sepiritual
adalah realitas”.
4. Faham
Makrokosmos dan Mikrokosmos. Makrokosmos adalah keseluruhan alam semesta raya
dalam suatu deign dan kesatuan menurut teori kosmologi. Mikrokosmos ialah
bagian tunggal, suatu fakta yang terpisah dari keseluruhan itu, baik pada
tingkat umum, pribadi manusia, ataupun lembaga.
Pandangan Epistemologi Essentialisme
Teori
kepribadian manusia sebagai refleksi Tuhan adalah jalan untuk mengerti
epistemologi Essentialisme. Sebab, jika manusia mampu menyadari realita dirinya
sebagai mikrokosmos dalam makrokosmo, maka manusia pasti mengetahui dalam
tingkat/kualitas apa rasionya mampu memikirkan kesemestaan itu. Dari
berdasarkan kualitas itulah dia memproduksi secara tepat pengetahuannya dalam
bidang-bidang: Ilmu alam, Biologi, Sosial, Estetika, dan Agama.
1. Kontraversi jasmaniah-rohaniah
Perbedaan Idealisme dengan realisme ialah karena yang
pertama menganggap bahwa rohaniah adalah kunci kesadaran tentang realita.
Manusia hanya mengetahu melalui ide atau rohaniah. Sebaliknya realis
berpendapat bahwa kita hanya mengetahui sesuatu realita di dalam dan melalui jasmani
2. Pengetahuan
a. Idealisme
• Kita hanya mengerti rohani kita sendiri.
Tetapi pengertian ini memberi kesadaran untuk mengerti realita yang lain
(Personalisme)
• Menurut Hegel: “Substansi mental tercermin
pada hukum logika (Mikrokosmos) dab hukum alam (Makrokosmos). Hukum dialegtika
berfikir, berlaku pula hukum perkembangan sejarah dan kebudayaan manusia (Teori
Dinamis).
• Saya sebagai finite being (Makhluk
terbatas) mengetahui hukum dan kebenaran universal sebagai realisasi resonasi
jiwa saya dengan Tuhan. (Teori Absolutisme)
b. Realisme
Realisme dalam pengetahuan sangat
dipengaruhi oleh Newton dengan ilmu pengetahuan alamnya, cara menafsirkan
manusia dalam realisme adalah:
• Teori Associationisme: Teori ini
sangat dipengaruhi oleh filsafat empirisme John Locke, atau ide-ide dan isi
jiwa adalah asosiasi unsure-unsur penginderaan dan pengamatan. Penganut teori
ini juga menggunakan metode introspeksi yang dipakai oleh kaum idealis (T.H.
Green)
• Teori Behaviorisme: Aliran behaviorisme
berkesimpulan bahwa perwujudan kehidupan mental tercermin pada tingkah laku.
• Teori Connectionisme: Teori Connectionisme
menyatakan semua makhluk hidup, termasuk manusia terbentuk tingkah lakunya oleh
pola-pola connections between (Hubungan-hubungan antara) stimulus (S) dan
Respone (R).
Pandangan Axiologi Essentialisme
Pandangan
ontologi dan epistemologinya amat mempengaruhi pandangan axiology ini. Bagi
aliran ini, nilai-nilai, seperti juga kebenaran berakar dalam dan berasal dari
sumber objektif. Watak sumber ini dari mana nilai-nilai berasal, tergantung
pada pandangan-pandangan idealisme dan realisme, sebab Essentialisme terbina
oleh kedua sayap tersebut.
Teori Nilai
1. Menurut
Idealisme
a.
Idealisme: “Menurut aliran ini bahwa
hukum etika adalah kosmos, karena itu seseorang dikatakan baik hanya jika ia
secara active berada di dalam dan melaksanakan hukum-hukum itu”.
b.
Idealisme Modern: “Idealisme lebih di
ungkapkan oleh E. Kant: Bahwa manusia yang baik adalah manusia yang bermoral”.
c.
Teori Sosial Idealisme: “Disini E.
Kant menekankan akan adanya rasa sosialis, kekluargaan, patriotisme, dan
nasionalisme. Yang dimaksud E. Kant adalah adanya kemerdekaan individu agar
bisa bersosialisasi dengan manusia lainnya.
d.
Teori Estetika: “Bahwa yang disebut
nilai adalah suatu keindahan” (E. Kant).
2.
Menurut Realisme
a.
Etika Determinisme: “Semua unsur
semesta, termasuk manusia adalah satu kesatuan dalam satu rantai yang tak
berakhir dan dalam kesatuan hukum kausalitas. Seseorang tergantung seluruhnya
pada sebab-akibat kodrati itu dan yang menentukan keadaannya sekarang, baik
ataupun buruk.
b.
Teori Sosial: Teori ini lebih menekankan
kepada unsure ekonomi, social, politi dan Negara. Free man (Bertrand Russel).
Dan lebih menekankan kepada kehidupan sekarang.
c.
Teori Estetika: Menurut paham ini
bahwa keindahan itu tidak hanya sesuatu yang bagus, namun ada pula yang buruk.
Prinsip dan
karakteristik essensialisme
Aliran
filsafat essensialisme pertama kali muncul sebagai reaksi atas simbolisme
mutlak dan dogmatisme abad pertengahan. Filsafat ini menginginkan agar manusia
kembali kepada kebudayaan lama karena kebudayaan lama telah banyak melakukan
kebaikan untuk manusia. Esesensialisme modern dalam
pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes terhadap skeptisisme
dan sinisme dari gerakan Progresisvisme terhadap nilai-nilai yang
tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut Esesensialisme, nilai-nilai yang
tertanam dalam warisan budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang
terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah
selama beratus tahun, dan di dalamnya telah teruji dalam gagasan-gagasan dan cita-cita
yang telah teruji dalam perjalanan waktu. Dari paparan diatas dapat disimpulkan
bahwa prinsip-prinsip Essensialisme adalah :
1). Esensialisme berakar pada ungkapan realisme
objektif dan idealisme objektif yang moderen, yaitu alam semesta diatur oleh
hukum alam sehingga tugas manusia memahami hukum alam adalah dalam rangka
penyesuaian diri dan pengelolaannya.
2). Sasaran pendidikan adalah mengenalkan siswa pada
karakter alam dan warisan budaya. Pendidikan harus dibangun atas
nilai-nilaiyang kukuh, tetap dan stabil
3). Nilai (kebenaran bersifat korespondensi
).berhubungan antara gagasan dengan fakta secara objekjtif.
4). Bersifat konservatif (pelestarian budaya) dengan
merefleksikan humanisme klasik yang berkembang pada zaman renaissance.
Ciri-ciri Filsafat
Pendidikan Esesensialisme, yang disarikan oleh William C. Bagley adalah sebagai
berikut :
1) Minat-minat yang kuat dan tahan lama
sering tumbuh dari upaya-upaya belajar awal yang memikat atau menarik perhatian
bukan karena dorongan dari dalam jiwa.
2) Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang
yang belum dewasa adalah melekat dalam masa balita yang panjang atau keharusan
ketergantungan yang khusus pada spesies manusia.
3) Oleh karena kemampuan untuk mendisiplinkan
diri harus menjadi tujuan pendidikan, maka menegakkan disiplin adalah suatu
cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Di kalangan individu
maupun bangsa, kebebasan yang sesungguhnya selalu merupakan sesuatu yang
dicapai melalui perjuangan, tidak pernah merupakan pemberian.
4) Esesensialisme menawarkan teori yang kokoh
kuat tentang pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya (progresivisme)
memberikan sebuah teori yang lemah. Apabila terdapat sebuah pertanyaan di masa
lampau tentang jenis teori pendidikan yang diperlukan sejumlah kecil masyarakat
demokrasi di dunia, maka pertanyaan tersebut tidak ada lagi pada hari ini.
Pandangan
Esensialisme di Bidang Pendidikan
Idealisme, sebagai filsafat hidup,
memulai tinjauannya mengenai pribadi individu dengan menitik beratkan pada aku.
Menurut idealisme, bila seorang itu belajar pada taraf permulaan adalah
memahami akunya sendiri, terus bergerak keluar untuk memahami dunia obyektif.
Dari mikrokosmos menuju ke makrokosmos. Segala pengetahuan yang dicapai oleh
manusia melalui indera merperlukan unsur apriori, yang tidak didahului oleh
pengalaman lebih dahulu. Bila orang berhadapan dengan benda-benda, tidak
berarti bahwa mereka itu sudah mempunyai bentuk, ruang dan ikatan waktu.
Bentuk, ruang dan waktu sudah ada pada budi manusia sebelum ada pengalaman atau
pengamatan. Jadi, apriori yang terarah bukanlah budi kepada benda, tetapi
benda-benda itu yang terarah kepada budi. Budi membentuk, mengatur dalam ruang
dan waktu.
Dengan mengambil landasan pikir
tersebut, belajar dapat didefinisikan sebagai jiwa yang berkembang pada
sendirinya sebagai substansi spiritual. Jiwa membina dan menciptakan diri
sendiri. Pandangan-pandangan realisme mencerminkan adanya dua jenis determinasi
mutlak dan determinasi terbatas:
1. Determinisme
mutlak, menunjukkan bahwa belajar adalah mengalami hal-hal yang tidak dapat
dihalang-halangi adanya, jadi harus ada, yang bersama-sama membentuk dunia ini.
Pengenalan ini perlu diikuti oleh penyesuaian supaya dapat tercipta suasana
hidup yang harmonis.
2. Determinisme terbatas, memberikan gambaran
kurangnya sifat pasif mengenai belajar. Bahwa meskipun pengenalan terhadap
hal-hal yang kausatif di dunia ini berarti tidak dimungkinkan adanya penguasaan
terhadap mereka, namun kemampuan akan pengawas yang
diperlukan.
Pada prinsipnya,
proses belajar menurut Essensialisme adalah melatih daya jiwa potensial yang
sudah ada dan proses belajar sebagai proses absorbtion (menyerap) apa yang
berasal dari luar. Yaitu warisan-warisan sosial yang disusun dalam kurikulum tradisional, dan guru berfungsi sebagai
perantara.
2. Pandangan Essensialisme Mengenai Kurikulum
Beberapa
tokoh idealisme memandang bahwa kurikulum itu hendaklah berpangkal pada
landasan idiil dan organisasi yang kuat. Kurikulum itu bersendikan alas
fundamen tunggal, yaitu watak manusia yang ideal dan ciri-ciri masyarakat yang
ideal. Kegiatan dalam pendidikan perlu disesuaikan dan ditujukan kepada yang
serba baik. Atas ketentuan ini kegiatan atau keaktifan anak didik tidak
terkekang, asalkan sejalan dengan fundamen-fundamen yang telah ditentukan.
Menurut
Essensialisme: “Kurikulum yang kaya, yang berurutan dan sistematis yang
didasarkan pada target yang tidak dapat dikurangi sebagai suatu kesatuan
pengetahuan, kecakapan- kacakapan
dan sikap yang
berlaku di dalam
kebudayaaan yang demokratis. Kurikulum dibuat memang sudah
didasarkan pada urgensi yang ada di dalam kebudayaan tempat hidup si anak”.
3. Peranan
Sekolah menurut Essensialisme
Sekolah berfungsi sebagai pendidik
warganegara supaya hidup sesuai dengan prinsip-prinsip
dan lembaga-lembaga sosial yang ada di dalam masyarakatnya serta membina kembali tipe dan mengoperkan
kebudayaan, warisan sosial, dan membina kemampuan
penyesuaian diri individu kepada masyarakatnya dengan menanamkan pengertian
tentang fakta-fakta, kecakapan-kecakapan dan ilmu pengetahuan.
4. Penilaian
Kebudayaan menurut Essensialisme
Essensialisme
sebagai teori pendidikan dan kebudayaan melihat kenyataan bahwa lembaga-lembaga dan praktik-praktik
kebudayaan modern telah gagal dalam banyak hal untuk memenuhi harapan zaman
modern. Maka untuk menyelamatkan manusia dan kebudayaannya, harus diusahakan
melalui pendidikan.
5. Teori
Pendidikan
a. Tujuan
Pendidikan
Tujuan
pendidikan adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti
pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan
dengan demikian adalah berharga untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan
ini diikuti oleh keterampilan. Keterampilan-keterampilan, sikap-sikap, dan
nilai-nilai yang tepat, membentuk unsur-unsur yang inti (esensial) dari sebuah
pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk mencapai standar akademik yang tinggi,
pengembangan intelek atau kecerdasan.
b. Metode Pendidikan
1) Pendidikan berpusat pada
guru (teacher centered).
2) Umumnya diyakini bahwa
pelajar tidak betul-betul mengetahui apa yang diinginkan, dan mereka haru
dipaksa belajar. Oleh karena itu pedagogi yang bersifat lemah-lembut harus
dijauhi, dan memusatkan diri pada penggunaan metode-metode tradisional yang
tepat.
3) Metode utama adalah latihan
mental, misalnya melalui diskusi dan pemberian tugas; dan penguasan
pengetahuan, misalnya melalui penyampaian informasi dan membaca.
c. Kurikulum
1) Kurikulum
berpusat pada mata pelajaran yang mencakup mata-mata pelajaran akademik yang
pokok.
2) Kurikulum
Sekolah Dasar ditekankan pada pengembangan keterampilan dasar dalam membaca,
menulis, dan matematika.
3) Kurikulum
Sekolah Menengah menekankan pada perluasan dalam mata pelajaran matematika,
ilmu kealaman, humaniora, serta bahasa dan sastra. Penguasaan terhadap
mata-mata pelajaran tersebut dipandang sebagai suatu dasar utama bagi
pendidikan umum yang diperlukan untuk dapat hidup sempurna. Studi yang ketat
tentang disiplin tersebut akan dapat mengembangkan kesadaran pelajar, dan pada
saat yang sama membuat mereka menyadari dunia fisik yang mengitari mereka.
Penguasaan fakta dan konsep-konsep pokok dan disiplin-disiplin yang inti adalah
wajib.
d. Pelajar
Siswa adalah makhluk rasional dalam
kekuasaan fakta dan keterampilan-keterampilan pokok yang siap melakukan
latihan-latihan intelektif atau berpikir. Sekolah bertanggungjawab atas
pemberian pelajaran yang logis atau dapat dipercaya. Sekolah berkuasa untuk
menuntut hasil belajar siswa.
e. Pengajar
1) Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan
di kelas.
2) Guru
berperanan sebagai sebuah contoh dalam pengawalan nilai-nilai dan penguasaan
pengetahuan atau gagasan-gagasan.
C.
KESIMPULAN
Esesensialisme
merupakan gerakan pendidikan yang bertumpu pada mazhab filsafat idealisme dan
realisme. Meskipun kaum Idealisme dan kaum Realis berbeda pandangan
filsafatnya, mereka sepaham bahwa:
a. Hakikat yang mereka anut memberi makna
pendidikan bahwa anak harus menggunakan kebebasannya, dan ia memerlukan
disiplin orang dewasa untuk membantu dirinya sebelum dia sendiri dapat
mendisiplinkan dirinya; dan
b. Manusia dalam memilih suatu kebenaran untuk
dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya mengandung makna pendidikan bahwa
generasi muda perlu belajar untuk mengembangkan diri setinggi-tingginya dan
kesejahteraan sosial.
Bagi aliran
ini “Education as Cultural Conservation”, pendidikan sebagai pemelihara
kebudayaan. Karena dalil ini maka aliran Essentialisme dianggap para ahli
sebagai “Conservative road to culture”, yakni aliran ini ingin kembali kepada
kebudayaan lama, warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikannya
bagi kehidupan manusia. Essentialisme percaya bahwa pendidikan harus didasarkan
kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.
Kebudayaan yang mereka wariskan kepada kita hingga sekarang, telah teruji oleh
segala zaman, kondisi dan sejarah. Kebudayaan demikian, ialah essensia yang
mampu pula mengemban hari kini dan masa depan umat manusia. Kebudayaan sumber
itu tersimpul dalam ajaran para filosof ahli pengetahuan yang agung, yang
ajaran dan nilai-nilai ilmu mereka bersifat kekal, monumental. Essensialisme
merupakan paduan ide-ide filsafat Idealisme dan Realisme. Praktek filsafat
pendidikan essensialisme dengan demikian menjadi lebih kaya dibandingkan jika
ia hanya mengambil posisi sepihak dari salah satu aliran yang ia sintesiskan.
Sintesa
idealisme dan realisme tentang hakikat realita berarti essensisalime mengakui
adanya realita obyaktif di samping pre-determinasi, supernatural, dan
transcendal.
Tidak
semua idealis dan realis dapat digolongkan essensialis dalam prinsip
pendidikan. Namun essensialis merupakan pemahaman yang bersumber dari
pendekatan idealis dan realis atau kombinasi kedua aliran itu. Pada
prinsipnya, proses belajar menurut Essensialisme adalah melatih daya jiwa
potensial yang sudah ada dan proses belajar sebagai proses absorbtion
(menyerap) apa yang berasal dari luar. Yaitu warisan-warisan sosial yang
disusun dalam kurikulum tradisional,
dan guru berfungsi sebagai perantara.
Menurut
Essensialisme: “Kurikulum
yang kaya, yang berurutan dan sistematis yang didasarkan pada target yang tidak
dapat dikurangi sebagai suatu kesatuan pengetahuan, kecakapan-kacakapan dan
sikap yang berlaku
di dalam kebudayaaan
yang demokratis. Kurikulum dibuat
memang sudah didasarkan pada urgensi yang ada di dalam kebudayaan tempat hidup
si anak”.
Peranan
Sekolah berfungsi sebagai pendidik warganegara supaya hidup sesuai dengan
prinsip-prinsip dan lembaga-lembaga sosial yang ada di dalam masyarakatnya
serta membina kembali tipe dan mengoperkan kebudayaan, warisan sosial, dan
membina kemampuan penyesuaian diri individu kepada masyarakatnya dengan
menanamkan pengertian tentang fakta-fakta, kecakapan-kecakapan dan ilmu
pengetahuan.
Kebudayaan
menurut Essensialisme sebagai teori pendidikan dan kebudayaan melihat kenyataan
bahwa lembaga-lembaga dan praktik-praktik kebudayaan modern telah gagal dalam
banyak hal untuk memenuhi harapan zaman modern. Maka untuk menyelamatkan
manusia dan kebudayaannya, harus diusahakan melalui pendidikan.
Pendidikan
menurut Essensialisme adalah membantu peserta didik berpikir rasional, tidak terlalu
berakar pada masa lalu, memperhatikan hal-hal yang kontemporer, memuatkan keunggulan,
bukan kecukupan pemilikan nilai-nilai tradisional. Teori ini mementingkan mata
pelajaran dari pada proses.
Banyak
aliran aliran filsafat pendidikan, masing-masing memiliki keunggulan dan
kelemahan, oleh karena itu dalam praktek pengembangan kurikulum penetapan
aliran filsafat cenderung dilakukan secara efektif untuk lebih mengkompromikan
dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan.
mantaap.....terimakasih
BalasHapuspola pemdidikan kritis yang tramsformatif???
tulisannya bagu
Hapusbaik ulasannya utk pendidikan.
BalasHapusis good...
BalasHapusartikel yang bagus,,
good job
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapustrimakasih atas artikelnya pak..
BalasHapusmantab>>>
BalasHapusbagus sekali
BalasHapusmakasih bgt
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusbaguus
BalasHapusbaguus
BalasHapusmakasih banget.>>
BalasHapusAHIRNYA...KETEMU SAMA YANG PAS...TERIMA KASIH PAK!!!
BalasHapusbagus
BalasHapusbagus
BalasHapusbaguzz
BalasHapusbagus
BalasHapusLIKE
BalasHapusyes
BalasHapusi like it
BalasHapuslike this
BalasHapuslike this
BalasHapusMembantu
BalasHapusbaik sekali trim's
BalasHapusbaik sekali trim's
BalasHapusi like
BalasHapus