Jumat, 10 Juni 2011

MENGGAGAS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN UNTUK MENUJU MANUSIA BERADAB ( TERDIDIK, INSAN KAMIL )


            Pendidikan merupakan suatu yang hakiki dan mutlak harus diperoleh warga negara serta wajib disediakan oleh negara dalam rangka menunjang proses pembangunannya, baik berupa pembangunan fisik ataupun pembangunan sosial budaya termasuk di dalamnya bidang pendidikan.
            Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
            Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU No. 20 th 2003 tentang sistem pendidikan Nasional).
            Realitas, di akhir tahun pelajaran dunia pendidikan sibuk menyukseskan kelas akhir untuk menyongsong ujian nasional (UN). Saking takutnya akan kegagalan UN sekolah berupaya semaksimal mungkin dengan segala daya untuk menggapai nilai setinggi-tingginya. Ketika melihat bagaimana siswa-siswi melampiaskan kegembiraan karena lulus ujian. Mereka tidak hanya bersorak seperti anak kecil memperoleh permen, namun disertai dengan corat-coret baju, celana dan tubuh, serta mengecat rambutnya. Bahkan ada di antara mereka yang tak risih mencoret bagian tubuh yang tabu disentuh. Siswa putra menelanjangi temannya sampai tinggal celana dalam. Sementara siswa putri tak merasa sungkan ketika teman putranya menuliskan sesuatu di baju bagian dadanya. Malah pelajar putri juga ikut menulis sesuatu di celana dalam siswa putra. Sebagai gejala emosional yang mendapat pengaruh ekstern (ideologi Barat), tingkah laku pelajar seperti di atas dapat terjadi setiap saat.
            Seperti itukah idealnya produk pendidikan formal kita? Di mana pertimbangan moral dan budaya Timur yang dimiliki bangsa ini? Itukah yang dimaksud mampu mencetak masyarakat-masyarakat yang dalam teorinya disebut sebagai “manusia Indonesia seutuhnya” ?
            Titik tekan pendidikan yang hanya peningkatan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan secara fisik adalah konsep yang berdampak pada kemampuan lulusan formal yang hanya handal di sektor teori dan praktik ilmiah, serta terampil memproduk sesuatu tapi mengalami kemandulan moralitas. Padahal, secara hakiki, pendidikan dilaksanakan tidak sekadar untuk membina murid menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan.
            Permasalahan yang patut dikemukakan disini antara lain sebagai berikut :
Bagaimanakah konsep pendidikan untuk terciptanya masyarakat beradab (madani) tersebut? dan Bagaimana menerapkannya (konsep pendidikan yang diharapkan menciptakan masyarakat madani)?

BAHASAN
            Konsep masyarakat beradab dalam terminology barat disebut civil Society, sementara itu pada terminology arab (islam) disebut masyarakat madani. Bagi penulis pengistilahan tidaklah lebih penting dari pada proses berjalan dan hasil yang akan dicapai nantinya oleh masyarakat madani / civil Society.
a. Pendidikan Memanusiakan Manusia
            Menurut Al-Quran, manusia diciptakan sebagai khalifah dipermukaan bumi. Untuk menegaskan dan memberikan kekuatan kepada khalifah tersebut maka, manusia dibekali dengan akal dan hati serta petunjuk tuhan baik yang tersurat (Al-Quran dan Hadis) maupun yang tersirat (alam dan lingkungan).
            Dengan media akal, hati, alam serta petunjuk tuhan tadi manusia dapat menjadi “manusia”. Dengan akal manusia dapat membedakan yang baik dan benar, dengan hati manusia dapat meyakini dan merasakan kekuatan-kekuatan yang berada diluar kuasa akal, dengan al-quran dan Hadis manusia lebih terarah dan diarahkan oleh yang maha penyayang, serta dengan “membaca” alam manusia dapat hidup dan menyesuaikan dirinya. Disinilah pembinaan akal yang menghasilkan ilmu.
b. Pendidikan berbasis Agama dan Etika
            Yang tidak kalah penting untuk menciptakan masyarakat berkeadaban melalui jalur pendidikan ini dengan memasukkan norma dan nilai dari ajaran islam yang universal serta rahmatan lil ‘alamin. Juga tidak lupa dengan memasukkan norma yang berlaku (positiv) pada sebuah tatanan kemasyarakatan pada suatu masyarakat agar tidak menimbulkan pertentangan.
            Untuk memasukkan ruh agama dan etika pada ilmu pengetahuan perlu dilakukan oleh siapa yang menyadari hal itu. Karena dengan control agama dan etika akan membuat ilmu pengetahuan dan tekhnologi dapat dikendalikan agar tidak merusak pada lingkungan dan membuat jauh dari tuhan pencipta alam.
c. Pentingnya Pendidikan Kepribadian/karakter
            Bila bangsa ini memiliki komitmen kuat dalam membumikan pendidikan kepribadian, memang sangat perlu ada reposisi dan reaktualisasi dalam penerapan pendidikan karakter bangsa ini. Kiranya tidak cukup pengambil kebijakan hanya mengandalkan pendidikan formal saja dalam melestarikan jatidiri bangsanya. Praktik pendidikan formal telah banyak menyajikan tentang perilaku mulia sebagai bangsa. Persaudaraan, toleransi, santun dalam bicara, berbuat, ketakwaan, dsb.Nilai-nilai mulia yang telah diterima siswa di bangku pendidikan, setelah pulang ke rumah dan masyarakat begitu mudah dilupakan.
Kenyataannya, sajian perilaku masyarakat dan keluarga justru sangat mendominasi jiwa anak dalam perkembangannya. Rasanya sangat sulit untuk menjadikan siswa yang santun bila lingkungan anak baik keluarga dan masyarakatnya tidak santun.Menyadari betapa pentingnya pendidikan kepribadian, budi pekerti anak-anak bangsa sangat perlu adanya kemauan kuat dari berbagai pihak. Pengaruh media cetak dan elektronik, seperti televisi dan internet sangat mendominasi jiwa anak secara penuh. Peran media televisi sangat besar dalam menanamkan nilainilai mulia suatu bangsa.
d. Pentingnya pendidikan yang komprehensif atau holistik.
            Pendidikan harus mampu mengeksplorasi seluruh potensi anak. Potensi-potensi yang berupa kekuatan batin, karakter, intelektual, dan fisik. Semuanya itu harus kita integrasikan menjadi sesuatu kekuatan dari sang anak itu. kehidupan yang seimbang antara keperluan rohani dan jasmani, tidak cenderung pada suatu nilai secara berlebihan tanpa mempedulikan nilai-nilai yang lain, karena manusia mempunyai kecenderungan yang normal yang tidak bertentangan dengan agama. Dengan mengombinasikan aspekaspek di atas, akan lebih dapat dijamin lahir anak didik dwidemensi dalam satu keseimbangan dunia dan akhirat, ilmu dan iman, pengetahuan dan akhlak.
            Menurut hemat penulis (subjektif) untuk menerapkan konsep yang ada maka terdapat dua cara yaitu:
1. Jalur Kultural
            yaitu memasukkan konsep tersebut secara perlahan kepada individu dalam masyarakat pendidikan seperti sekolah melalui jalur wacana yang menyentuh dan media buku pelajaran yang akan dipakai dalam proses belajar-mengajar, pendekatan ini memakan waktu yang lama karena untuk merubah suatu bentuk (karakter) masyarakat tidaklah mudah. Tuntutan melalui jalur cultural ini kita juga berusaha dan berharap dari pengajar untuk mulai memasukan ruh agama dan etika dalam sebuah materi pelajaran.
2. Jalur Struktural
            yaitu memasukkan ruh agama dan etika kedalam materi pendidikan dan tata pergaulan dalam dunia pendidikan oleh Negara atau penguasa dengan cara membuat aturan (regulasi) yang akan mengkondisikan masyarakat pendidikan hidup dalam tuntutan masyarakat madani.  Pendidikan seyogyanya sebagai suatu hal yang bersifat partisipasif, artinya masyarakat memiliki wewenang dan hak yang sama dalam pengelolaan pendidikan tidak saja pada masalah pembiayaan tetapi juga pada masalah konsep pendidikan. Imbas yang diharapkan adalah model kehidupan masyarakat madani pada dunia pendidikan itu terbawa keluar dan ikut mempengaruhi masyarakat luas.
Kesimpulan :
1.   Konsep pendidikan menuju masyarakat madani perlu dilengkapi dengan beberapa model pendidikan sebagai berikut :
a. Pendidikan yang memanusiakan manusia;
b. Pendidikan berbasis agama dan etika.
c. Pentingnya Pendidikan Kepribadian/karakter
d. Pendidikan yang komprehensif atau holistik.
2.    Ada dua cara yang dapat ditempuh untuk dapat menerapkan konsep pendidikan yang menciptakan manusia yang beradab tersebut yaitu melalui jalur Kutural dan jalur structural.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung yang terhormat...Silahkan tinggalkan jejak dengan komentar, pendapat dan saran, bebas asal sopan....OKE..!!!